Sabtu, 27 Oktober 2012

Serba abu-abu Teluk Marina


Teluk Marina merupakan destinasi utama wisatawan asing yang datang ke Singapura.  Belum dikatakan pernah mengunjungi Singapura jika belum datang ke Marina Bay, pusat perekonomian negara yang hanya sebesar kota ini.  


Dan Merlion, adalah ikon yang menjadi daya tarik utama, berbentuk ikan dengan kepala singa, merupakan patung yang paling banyak dipakai sebagai background foto yang menandakan 'being there, in Singapore.' Warnanya yang putih menjadi menonjol di antara abu-abu gedung pencakar langit di sekitarnya.



Abu-abu menjadi warna dominan di Teluk Marina.  Terasa muram bagiku, langit pun abu-abu sebab mendung yang siang itu menaungi perairan teluk berwarna abu-abu kusam dan di kelilingi gedung-gedung tinggi penggapai langit yang juga abu-abu.


Kenapa abu-abu? Kelabu yang ngelangut.

Menapak pada jalanan beton yang juga abu-abu, memandang gedung-gedung penggapai langit, Marina Bay Sands, Gedung durian Esplanade, semua kelabu di mataku.








Marina Bay Sands


Gedung Durian Esplanade dan Singapore's Flyer

Jumat, 26 Oktober 2012

Saigon Riverside


Senja yang muram menaungi Ho Chi Minh City.  Langit baru saja menumpahkan hujan di atas kota tua yang sangat bersejarah bagi negara Vietnam. Kota yang semula bernama Saigon ini pernah menjadi ibukota Vietnam Selatan, ketika negara ini masih terbelah dan di bawah kekuasaan Perancis.  Sejak Vietnam Utara dan Selatan bersatu dalam sebuah Reunifikasi tahun 1975, kota ini berganti nama menjadi Ho Chi Minh, sebuah nama yang diambil dari nama samaran pemimpin besar kelompok komunis yang berkuasa di sana.  Namun bagiku, Nama Saigon telah terpatri dalam ingatan susah digantikan dengan nama barunya.  Ho Chi Minh City akan tetap menjadi kota Saigon bagiku.


Menyusuri tepian sungai Saigon di pinggiran kota menjadi hal yang menyenangkan sore itu.  Mengamati penduduk kota ini menikmati senja dan menghabiskan terang seusai bekerja.  

Kesan yang tertangkap, pemerintah telah mengusahakan pinggiran sungai ini menjadi indah untuk dinikmati, meskipun di sana-sini dirusak oleh warga kota ini sendiri dengan sampah dan coretan.


Di sisi lain, sebuah kapal telah menyandarkan tubuhnya pada dermaga kecil yang akan mengantar pulang para pekerja yang berasal dari daerah seberang.  Kapal sederhana akan melintas tengah sungai Saigon  bergantian dengan Kapal-kapal mewah berbendara merah dengan gambar bintang kuning ditengahnya. Kapal mewah yang hampir semua sisinya terbuka, mengangkut wisatawan asing menyusur sepanjang sungai.  Memandang kehidupan masyarakat Saigon yang dinamis dan tumbuh relatif cepat untuk negara yang baru saja usai perang.




Pedagang-pedagang jajanan khas Vitenam yang mendorong dan menjajakan makanannya mendekati bibir sungai.  Sampah bekas-bekas kemasan makanan tersebar di antara meriam-meriam kuno yang pernah dipakai Tentara Rakyat Vietnam di akhir Perang Vietnam. 

Peristiwa yang disebut sebagai "Kejatuhan Saigon" oleh Amerika Serikat, tapi bagi Vietnam, ini adalah peristiwa "Pembebasan Vietnam."

Rabu, 24 Oktober 2012

Pad Thai & Spring Roll, Soi Rambuttri, Bangkok




Makanan di Bangkok yang membuat ingin kembali lagi kesana adalah Pad Thai!   





Masakan yang diolah setelah dipesan terdiri dari bermacam-macam mie, tinggal milih sesuai selera.  Ada mie tebal atau kwetiau, mie kuning, mie putih gepeng, dll.  Pad Thai dimasak diatas wajan datar yang besar diatas sebuah gerobak dorong yang kecil saja.  Setelah selesai dibuat ditaburi ebi goreng, daun luncang dan sambal kering.  

 Penjual Pad Thai di kawasan Soi Rambuttri ini menawarkan setumpuk Spring Roll atau semacam Lumpia.  


Kedua jenis makanan ini cukup untuk mengganjal perut dan mudah ditemui di jalanan atau pasar di Bnagkok.

Catatan Mama :

- Seporsi Pad Thai 20 Baht tanpa telor 
- Seporsi Pad Thai 45 Baht dengan telor atau seharga Rp 13.500
- Selonjor spring roll seharga 10 Baht/Rp 3.000 
- Jika membeli 3 lonjor sekaligus dihargai 25 Baht/Rp 7.500

Senin, 22 Oktober 2012

Banchey, Dadar a la Cambodia




Ketika berada di Siem Reap, Cambodia dengan tujuan mengunjungi kawasan candi Angkor Wat silakan menengok ke kiri, pada deretan pondok-pondok makan yang dikelola secara sederhana oleh penduduk setempat.  Salah satunya adalah seorang perempuan cantik berkulit terang yang menyediakan Banchey.  Menu spesial  yang terpengaruh masakan Vietnam ini terdiri dari kulit dadar telur yang berwarna kuning terang.  Tipis dan lebar, selebar wajan yang dipakai untuk  membuatnya.  Diatas dadar telur tipis tadi dituangkan campuran taoge panjang dan daging giling, bisa ayam, sapi atau babi tinggal pilih sendiri sesuai keinginan.  




Cara makannya sungguh unik karena menyertakan bermacam-macam jenis sayur mentah yang telah disusun di dalam keranjang dan didinginkan dengan bongkahan es batu diatasnya untuk menjaga sayuran tetap segar.  Sekeranjang sayur! Dengan macamnya yang mungkin ada 10 jenis.  Dan yang kukenali hanya daun selada air, daun jambu air, kemangi, peterseli, lalu daun yang mirip seledri, semcam daun krokot, dan sisanya tak bisa dikenali karena tak ada di Indonesia.   

Pertama, susunlah satu persatu daun yang diinginkan.  Setelah bertumpuk, lalu taruhlah sobekan dadar telor yang berisi daging tadi ke atas tumpukan daun.  Bungkuslah sobekan dadar dan daging tadi dengan mengatupkan tumpukan daun, lalu celupkan ke dalam saus kacang tanah tumbuk yang sangat cair dan berwarna coklat, berasa gurih manis dan sedikit pedas.  

Etasae sayur hehehe .. buaaanyak sekali.  Sempat mengira jualan sayur segar ..



Catatan Mama :

Harga seporsi Banchey dan sebotol mineral dan segelas es tebu 13.000 Riels atau sekitar Rp 26.000