Lotus atau padma, menjadi tanaman yang selalu ada dan mudah ditemui di negara-negara yang menganut ajaran Buddha, seperti Thailand, Cambodia dan Vietnam. Setidaknya ketiga negara ini yang pernah kukunjungi dan selalu melihat bunga ini di pasar atau di jalan.
Bunganya selalu tersedia di sekitar kuil atau pagoda, dibutuhkan para pendoa sebelum melakukan puja bakti di depan altar. Di Thailand satu tangkai bunga lotus bisa ditukar dengan donasi 10 Baht. Sedangkan donasi untuk satu rangkaian dalam jambangan kuningan yang terdiri dari 5 kuntum lotus bisa mencapai 50 Baht.
Dan ternyata, setelah semua petal bunganya rontok, bijinya bisa dimakan. Biji-biji ini terbungkus semacam serat-serat gabus yang berbentuk seperti kepala shower untuk mandi. Jika dikupas, akan terlihat biji-biji lotus yang berwarna hijau muda. Sebelum dimakan secara mentah, biji berwarna hijau muda itu masih harus dikupas sekali lagi. Biji-biji yang berwarna putih ini siap menjadi camilan sehat dan katanya lebih sehat daripada kacang karena tidak mengandung lemak.
Rasanya hambar, tidak manis atau asin. Asyik saja mengikuti mereka mengupas dan memakan biji lotus. Pertama kali mencobanya di pinggir jalan seberang pemberhentian bis yang membawaku dari perbatasan Bangkok-Cambodia di Rangklua Market menuju Siem Reap. Anak-anak penjual keripik, kerupuk, burung goreng sekaligus bensin itu menawariku mencicipinya gratis dan semangat mengajariku bagaimana cara mengkonsumsinya dengan bahasa Tarzan hehehehe ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar