Sore ini aku dan seorang teman berjanji untuk bertemu, menghabiskan sore dengan kopi dan obrolan yang pernah dimulai dua minggu lalu. Pilihan jatuh pada sebuah Cafe dengan konsep heritage.
Kami memilih sudut di luar bangunan utama yang ternyata, selain berfungsi sebagai cafe juga sebagai markas Jogja Heritage Society (JHS), di Jl Surokarsan No 24, Jogjakarta.
Di hadapan kami adalah seperangkat meja
kursi sederhana, semangkuk air dengan sekuntum krisan putih di atas
meja dan pemandangan menghadap jalan yang dihalangi tanaman merambat
dengan bunga-bunga mungil merah jambu. Bersahaja.
Berbagai macam minuman ditawarkan sama seperti cafe-cafe lain, ada teh, kopi, coklat, juice hingga wedang uwuh.
Namun yang unik adalah menu makanan yang hampir semuanya variasi hasil olahan tempe. Memang tempe adalah bahan andalan utama cafe yang buka mulai pukul 16.00 sampai 23.00 WIB.
Seperti yang kupesan sore ini untuk menemani segelas dingin chocomint adalah Macaroni Tempe Schotel yang dipanggang sekaligus dihidangkan dalam ramekin tahan panas. Gilingan tempe terasa lembut sebagai ganti daging di antara rasa susu, makaroni, green peas, potongan wortel dan parutan keju.
Saat obrolan tentang kemungkinan menjual sebuah paket wisata heritage tak kunjung rampung, maka menu kedua dibutuhkan kemudian.
Sepiring Cordon Bleu Tempe cukup menggugah selera dengan garnish lengkap seperti potongan wortel dan brokoli rebus serta mashed potato.
Dan secangkir kopi hitam tambahan cukup untuk menutup sore ini dengan memuaskan. Menghentikan sederet obrolan menggebu tentang heritage, optimisme pariwisata, binar-binar pada destinasi-destinasi impian, tercekat dengan pengalaman horor dan .. well yeah tertawa sinis pada sexual habit of some thirty something women around us.
Dan tiba-tiba, kami mencintai cafe kecil ini. Sebab sebuah perpustakan yang berada di dalam bangunan utama terbuka lebar untuk siapa saja datang, membaca dan meminjam buku-buku menawan hati. Ada buku tentang arsitektur, sejarah, novel, laporan penelitian, studi kawasan, dan tentu saja tentang heritage. Tak lama kemudian kami sudah sepakat menentukan bahwa tempat ini akan menjadi ruang nongkrong paling ideal bagi kami. Oh la la ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar